Setting karbu itu gak susah, tapi juga gak gampang, hehe. Dasar cara
kerja karburator sebetulnya sama, seperti yang pernah saya jelaskan
diartikel
CARA KERJA KARBURATOR.
Namun walaupun sama, setiap motor tak selalu sama persis lhoo
setingannya. Bisa saja terjadi setingan yang enak disatu motor, kurang
enak dipake motor lain, padahal jenis karbu dan spek motornya sama.
Makanya wajar, banyak rider yang sampe jauh-jauh mendatangi bengkel
tertentu hanya karena untuk ‘disetingin’ karburatornya. Kalo ditanya,
ngapain jauh-jauh dateng kesitu? jawabnya; soalnya disini enak setingan
karbunya bro.
Nah bicara soal seting karbu, minggu kemarin ceritanya saya bertemu dengan bro Joko, itu lho, empunya
FU Lone Rider
yang sanggup tembus 160 kpj dgn hanya modal 3 pilar. Kami janjian
ketemu karena saya ingin menjajal salah satu knalpot handmade
rancangannya. Sekalian ketemu, saya juga menawarkan kepadanya siapa tau
mau menyumbang tuisan di rubrik artikel tamu satria155.com. Dan joko pun
mengiyakan. Dan berikut inilah coretan singkat dari Ki Joko,
menjelaskan tentang salah salah satu aspek penting dalam setting
karburator, yaitu menyeting Airscrew alias puteran angin. Dan menurut
saya layak dishare disini, karena masih banyak kok rider yang sama
sekali gak tahu atau mungkin ‘gak berani’ setting airscrew sendiri.
Padahal part yang satu ini cukup krusial mempengaruhi kinerja
karburator. Mudah2an dengan panduan dari bro Joko ini bisa bermanfaat
untuk rider FU khususnya spy bisa menyeting karbunya sendiri (PE28
ataupun karbu standar).
———
MAKSIMALISASI KINERJA KARBU LEWAT SETING AIRSCREW SESUAI KEBUTUHAN
Writen by The Lone Rider, Joko Prasetyo Subangun Bantal
Seperti yang kita ketahui, karbu adalah piranti pencampur antara
udara dan bensin yg akan mengubah menjadi butiran spray/uap yg nantinya
akan masuk kedalam mesin lewat intake/manifold, dgn campuran udara dan
bensin yg pas atau bahasa teknisnya dgn AFR (air fuel ratio) yg pas maka
performa motorpun akan optimal sebagaimana seharusnya.

Pada karbu skep, yg bertugas untuk mengatur debit udara adalah baut airscrew.
Sebelumnya perlu diketahui jg, bahwa setting airscrew karbu utamanya
adalah untuk mengoptimalkan kinerja putaran bawah alias kinerja pilot
jet (0-5rb RPM)..,walaupun secara keseluruhan jg berpengaruh kepada
kinerja mainjet dan jet niddle (jarum skep) diputaran menengah dan atas.
Perlu diketahui juga, setting airscrew karbu bukanlah segalanya.
Tetapi kesesuaian besaran angka pilot jet dan main jet juga berpengaruh,
artinya kalo pilot jet/main jet kekecilan atau kegedean walaupun
airscrew karbu disetting sampai lumutan ya tetep aja gak bisa optimal.
Nah adapun cara setting karbu yg umum dilakukan oleh para mekanik dan bisa diterapkan oleh kita adalah sebagai berikut..
- Posisikan motor di standart tengah
- Nyalakan mesin
- Putar/tutup air screw, seiring dgn makin menutupnya baut air screw
maka motor akan brebet, nah pertahankan agar mesin tidak mati dgn
menyesuaikan lewat bukaan handle gas di stang, tahan di kisaran RPM
4-5rb.
- Saat posisi airscrew sudah tertutup dan mesin sudah brebet…,maka
putar/bukalah air screw perlahan-lahan..seiring bukaan air screw maka
mesinpun akan mulai berteriak/RPM akan naik dgn sendirinya walopun
handle gas kita tahan diposisi semula…,teriakan mesin akan semakin
tinggi..tinggi..dan trs meninggi..,nah sesaat setelah teriakan mesin
baru saja meninggi bila kita stop putaran air screw sampai disitu…maka
itu yg namanya settingan basah
- Bila putaran air screw td kita teruskan maka teriakan mesin akan
terus meninggi..meninggi dan terus meninggi walopun posisi handle gas
tetap ditahan pada posisi semula, nah sesaat setelah teriakan sudah
mencapai yg paling tinggi maka bila kita stop putaran airscrew sampai
disitu maka itu namanya settingan kering.
- Nah kalo mau settingan yg sedang-sedang saja alias gak basah dan gak
kering yg berarti putaran air screw diposisikan diantara settingan
basah dan kering.
- Settingan basah : adalah settingan untuk iklim panas dan kering,
buat touring jarak jauh, atau track panjang, mesin tdk akan cepat panas,
settingan basah akan terasa kl putaran bawah (rpm rendah), motor terasa
agak lambat berakselerasi dan agak sedikit brebet krn jumlah bensin
terlalu kaya sementara jumlah udara terlalu miskin yg diatur lewat
bukaan airscrew, tp putaran tengah dan atasnya enak…napas motor terasa
lbh panjang.
- Settingan sedang : adalah untuk segala medan, terutama diperkotaan
yg tipikal berkendaranya stop and go, settingan sedang enak diputaran
bawah sampai putaran atas…,tp tetap putaran bawahnya tidak seenak
settingan kering dan putaran atasnya tidak seenak settingan basah,
rasanya serba sedang semua.
- Settingan kering : adalah untuk iklim dingin, dan dipergunakan untuk
track pendek, motor akan cepat berakselerasi dan terasa ringan, cocok
untuk track pendek.
Tapi pada karbu vakum nyetting karbunya membutuhkan kepekaan yg lebih
tajam, karena apa…? karena pada karbu vakum naik turunnya skep+jarum
skep tidak diatur lewat handle gas, melainkan lewat kevakuman udara
didalam mesin, jadi terkadang kalo skep karbunya sudah baret, dan naik
turunnya skep tidak lancar, maka ketika air screw kita putar/buka maka
putaran mesin meningginya telat/terlambat…,bahkan kadang tidak meninggi
sama sekali.
Langkah diatas adalah cara setting paling dasar untuk keperluan
harian, adapun untuk tingkat mekanik expert yg untuk balap patokan
settingnya lain lg…gak selalu mengacu pada teriakan mesin disaat air
screw mulai dibuka…,tetapi disesuaikan dgn kebutuhan track.
Kita ambil contoh FU si lone rider saya :
Untuk dipake 500m cukup pakai PJMJ 38/118..dari putaran bwh udh
gesit..13.500RPM enteng diraih, nah PJ/MJ segitu kalo dipaksa 800meter
mesin terasa kering dan panas..dan busipun putih. Sedangkan untuk track
800m saya pake PJMJ 38/120 atau 40/118. Tapi untuk touring saya pake
38/120 hanya air screwnya saya kurangin 1/4 putaran (setingan basah).
Sebenarnya kalo motor mau akselerasinya lebih cepet bikin aja
setingan kering..PJ-MJ gak usah terlalu besar..,tp itu hanya untuk jarak
pendek.